Myanmar Journal #2: Bagan

How to get there

Aku bertolak ke Bagan dari Mandalay itu jam 05:30 pagi (aku memang pilih pagi, tapi mereka punya schedule yang bervariasi) dengan mini bus OK Express di harga 9,000 Kyats. Banyak dari perusahaan (mini) bus di Myanmar melayani antar jemput ke akomodasi kamu masing-masing. Perjalanan di tempuh dalam waktu 4 jam. Bus OK Express ini akan berhenti di Nyaung U Bus Station di Bagan.

Setelah kamu sampai di bus station, akan ada supir taksi menawarkan jasanya untuk nganterin kamu ke city center Bagan. Dan setelah aku perhatikan, orang orang di Myanmar ngasih harga tuh mostly sama, kok. Untuk taksi dari Nyaung U bus station ke Bagan city center, aku bayar 12,000 Kyats.

Where to stay in Bagan

Aku stay di 2 tempat: Kumudara Hotel sama Ostello Bello Hostel. Kebetulan aku emang udah ngincer Kumudara Hotel. Tapi karena rate nya cukup diatas, jadi aku spend 1 malam aja disana dan sisanya aku nginep di Ostello Bello Hostel. Walaupun di hostel, Ostello Bello punya private room juga, kok. Untuk harganya, kamu bisa cek di booking.com karena harganya berubah ubah.

Food & Beverages

Banyak restoran vegetarian & vegan di Bagan. Tapi favoritku itu ada di The Moon (2) Restaurant yang terletak di Old Bagan, di samping Ananda Temple. Selama aku di Bagan, aku mostly makan disini (sampai 4x) karena selain makanannya bersih, harganya affordable untuk vegetarian delicacies.

Sebagai pembanding aja. Aku kan domisili di Ubud, Bali. Untuk Vegan Burger, di Ubud tuh bisa nyentuh IDR 95,000. Nah, di restoran ini kamu bisa dapetin Vegan Burger dengan porsi besar & mengenyangkan dengan harga 4,500 Kyats aja (IDR 40,000).

Selain itu, aku juga coba Yar Pyi Restaurant, Black Rose Restaurant & Mimosa Restaurant. Kamu bisa google masing-masing restaurant.

Overview

Bagan ini punya 4,000+ pagoda yang tersebar di 2 area: Old Bagan & New Bagan. 2 hari eksplor Bagan menurutku cukup, kok. Aku pribadi eksplor Bagan dalam waktu 4 hari dengan pembagian: half day di hari pertama & keempat (kepotong perjalanan dari & ke Mandalay), dan full day di hari kedua & ketiga. Nah, di full day itu aku bagi 2, 1 hari aku ambil tour guide half day karena aku pengen dia bawa aku ke sunrise spot yang jarang orang tau. Selain itu juga, karena aku emang tertarik mempelajari pagoda & candi, aku pikir untuk sewa tour guide worth banget, kok.

Untuk mengelilingi Bagan, kamu akan diminta untuk beli tiket Bagan Archaeological Zone dengan harga 25,000 Kyats. Tiket ini berguna kalau kamu pergi ke pagoda-pagoda utama di Bagan seperti Ananda Temple, Shwensadaw Pagoda & Shwezigon Pagoda. Kalau untuk pagoda-pagoda yang lebih kecil, sebenernya aman-aman aja kok kalau nggak ngasih liat tiket. Tapi lebih baik jika kamu pegang tiket itu selama kamu di Bagan.

Day 1 (Half Day - Aku baru sampai Bagan siang)

Aku ngabisin waktu di Kumudara Hotel karena seperti yang udah aku prediksi, keliling Mandalay 2 hari itu lumayan bikin tenaga abis. Jadi aku istirahat dulu dan cuma keluar pas mau makan aja. Ini tuh kejadian dimana aku nyaris kena scam itu. Mood ku langsung berantakan dan udah males liat sunset. Jadi nonton TV, mandi, makan. Gitu terus siklusnya sampai tidur hehe.

Day 2 (Full Day)

Setelah thread yang aku buat di sini yang perkara aku nyaris kena scam, aku beruntung banget karena ada Neng Etta yang respon aku dan ternyata, Etta juga lagi sendirian dan hotel kami cuma berjarak 5 menit. Kami akhirnya eksplor pagoda aja seharian.

Nah, seperti yang aku bilang bahwa pagoda di Bagan tuh ada 4000 lebih, jadi kami nggak begitu aware dengan nama nama pagoda kecil yang kami kunjungi. Tapi ada beberapa pagoda besar yang kami kunjungi seperti Myauk Guni Pagoda, Dhammayangyi Pagoda, dan Lawkananda Pagoda. Nah, Lawkananda Pagoda ini tuh adalah Pagoda yang terletak di tepi sungai Irrawaddy. Di hari berikutnya, aku kembali ke Pagoda ini karena sunsetnya bagus sekali dan nggak banyak orang di sini.

Day 3 (Full Day)

Aku pribadi emang seneng banget wisata Candi & Pagoda (sebelum Myanmar kebetulan aku udah ke Bangkok sama Ayutthaya, semoga next bucket list aku dapet Cambodia, ya. Amin..) Aku memutuskan untuk ngambil tour guide yang aku temuin secara nggak sengaja lewat hashtag Instagram. Tour guide ku ini charge 52,500 Kyats full day tanpa transportasi. Karena aku pakai tour guide ku half day, aku dapet 35,000 Kyats dan kami mulai dari sunrise dilanjutkan ke Pagoda besar seperti Ananda Temple, Shwezigon Pagoda & Htilominlo Pagoda. Kamu bisa cek Instagramnya tour guide ku di @lovebagan.

Budgeting

Ini aku hitung untuk budgeting pengeluaran utama di Bagan, ya.

Tour guide half day: 35,000 Kyats

e bike 2 hari: 16,000 Kyats

Bagan Archaeological Zone ticket: 25,000 Kyats

Total: 76,000 Kyats (+/- IDR 750,000)

Hot Air Balloon

Informasi di internet memang mengatakan bahwa balon udara di Bagan itu terbang dalam rentang waktu November-April. Tapi kemarin itu aku di Bagan tanggal 29 Oktober dan balon udaranya terbang, kok.

Bonus: Myanmar Trivia

1. Di Myanmar itu nyetir nya di kanan. Jadi mungkin perlu adaptasi sedikit apalagi kalau kamu mau sewa e bike.

2. Karena aku orang Indonesia sejati, pesananku setiap minum itu selalu template: es teh manis. Nah, di Myanmar ini mereka nggak jual teh manis. Pilihan beverage yang paling umum itu cuma 2: Iced Coffee atau Hot Tea. Otherwise, kalau kamu tukang minum kaya aku, kamu simply pesen aja air mineral 1,5 liter seharga 500 Kyats.

3. Karena fokus destinasi wisata di Myanmar adalah wisata religi, ada baiknya jika rekan-rekan persiapan celana panjang atau sarung untuk keluar masuk Pagoda dan sendal jepit atau sepatu sendal. Karena untuk keluar masuk pagoda, kita nggak boleh pakai alas kaki.

Foto-foto yang aku sertakan disini nggak mencakup semua lokasi yang aku kunjungi, ya. Cuma untuk overview aja hehe. Kira-kira itu, sih. Kalau ada rekan-rekan sekalian yang mungkin ingin bertanya lebih lanjut, boleh DM atau boleh ke Instagram ku juga di @reevosaulus. Kebetulan kemarin aku buka sesi Q&A dan ternyata atensi dari temen-temen ku lumayan banyak hehe.

Kira-kira itu sedikit banyaknya informasi yang bisa aku share tentang perjalananku di Bagan. Terima kasih atas waktunya untuk membaca ya, rekan-rekan sekalian. Aku senang sekali karena respon dari rekan-rekan banyak yang positif. I do appreciate that. Makasih banyak, ya. Semoga informasi yang aku bagikan tentang perjalananku di Myanmar bisa berguna untuk rekan-rekan sekalian. Cheers!

Previous
Previous

Now: July 28, 2022

Next
Next

Myanmar Journal #1: Mandalay